recent posts



Jika Anda ingin men-download trailer ini (tanpa tambahan apapun di browser Anda) silakan klik di sini.

Jumat, 09 Januari 2009

Pembentukan Komunitas


Sejarah Perhimpunan Jiwa Sehat

Pada suatu hari ketika saya berobat di Sanatorium Dharmawangsa (RSJ di Jakarta Selatan), saya menanyakan kepada petugas kesehatan di sana: Apakah di sini ada kelompok untuk pasien berbagi pengalaman? Saya yang masih bodoh dalam hal masalah kesehatan jiwa pada waktu itu belum mengenal istilah "komunitas bagi orang dengan masalah kesehatan jiwa" atau "self-help group". Tujuan saya sederhana saja, saya ingin punya kawan yang dapat memahami saya. Karena selama ini orang-orang di sekitar saya sepertinya menjauh dari saya daripada menolong untuk mengeluarkan saya dari penderitaan yang saya alami. Dan sang petugas di sana pun menjawab, "Di sini ada kelompok bernama Schizophrenia Anonymous". Saya gembira sekali dan berjanji di hati akan menghadiri pertemuan berkalanya.

Namun adalah perjalanan penyakit yang membuat saya tak pernah datang ke forum yang daiadakan tiap hari Jumat itu. Saya pada waktu itu masih menggelandang dari mesjid ke mesjid karena di rumah saya selalu merasa diteror oleh tetangga. Untuk bertahun-tahun lamanya saya tak punya kawan dan saya harus keluar masuk RSJ dan bangsal psikiatri RSU sebanyak 7 (tujuh) kali.

Namun kini saya telah jauh membaik karena saya berhenti untuk "takluk" pada perasaan dan menggunakan pendekatan yang rasional jika saya masih merasa diteror oleh tetangga. Meskipun demikian, saya masih butuh sebuah "komunitas", "self-help group" atau apa pun namanya.

Kebetulan sekali pada bulan Oktober 2008 saya diterima menjadi anggota Gugus Tugas Pembangunan Sistem kesehatan Jiwa. Sebuah forum yang membuat saya berkenalan dengan Yeni Rosa Damayanti, seorang aktivis yang adiknya menderita skizofrenia dengan ciri waham somatis (merasa dirinya menderita penyakit fisik padahal itu hanyalah pikirannya belaka). Kami berdua kemudian bertemu di RSCM untuk membicarakan masalah pembentukan komunitas. kami sepakat, bagaimanapun, kami akan membentuk komunitas itu dan semua itu dimulai dengan mencari orang-orang yang bersedia bergabung di komunitas kami.

Pada tanggal 5 Desember 2008, kami mengadakan pertemuan dengan mengundang para konsumen kesehatan jiwa. Maka berdirilah Yayasan Jiwa Sehat, dengan badan pendiri sebanyak 18 orang.

Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya , setelah mengecek UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, kami menemukan bahwa yayasan terlampau memberikan kekuasaan yang besar kepada pembina, sementara kami ingin agar anggotalah yang memegang kendali tertinggi. Lagipula dalam Undang-undang tadi, disebutkan bahwa yayasan adalah organisasi yang tidak memiliki anggota, sementara kami ingin memiliki anggota sebanyak-banyaknya.

Akhirnya kami sepakat akan mengambil bentuk perhimpunan yang lebih demokratis. Kini kami sudah mendaftarkan organisasi kami ke Kementrian Hukum dan HAM; dan kini kami telah berbadan hukum.

Kini, kami juga telah punya e-mail sendiri, milis, dan terakhir newsmail (newsletter yang dikirimkan lewat e-mail). Ke depannya kami berencana mendirikan website yang membahas gangguan jiwa dalam Bahasa Indonesia dan juga memiliki rencana untuk melakukan pemberdayaan konsumen, misalnya mengadakan pelatihan bagi ODS (orang dengan skizofrenia) pada bengkel latihan kerja.

Jika Anda ingin informasi lebih jauh, silakan hubungi e-mail jiwasehat@gmail.com. kami terbuka untuk segala komentar termasuk saran dan kritikan.