recent posts



Jika Anda ingin men-download trailer ini (tanpa tambahan apapun di browser Anda) silakan klik di sini.

Minggu, 14 Agustus 2016

SEORANG KONTRIBUTOR OXFORD ENGLISH DICTIONARY ADALAH ORANG DENGAN SKIZOFRENIA?

The Professor and The Madman BookKereta kuda yang dikendarai oleh James Murray, editor Oxford English Dictionary, menyusuri jalan pedesaan Berkshire. Ia hendak menemui salah satu kontributor kamus itu. Selama ini dia sangat terheran-heran mengapa orang yang begitu rajin membantunya sehingga ia memperoleh berbagai penghargaan nasional dan internasional begitu pemalu untuk menunjukkan diri. Orang itu sudah bekerja selama dua dasawarsa untuk kamus unggul itu, namun ia selalu menolak undangan ke London yang ditawarkan olehnya.

Lewat dua puluh menit, kendaraan itu berbelok memasuki jalan yang dihimpit cemara yang tinggi-tinggi, dan akhirnya berhenti di luar rumah bata merah yang besar serta angker. Sang editor diantar ke atas oleh seorang pelayan yang khidmat, memasuki perpustakaan yang dipenuhi deretan buku.

Di belakang meja mahogani yang lebar, duduk seorang pria yang jelas tampak berwibawa. Murray membungkuk hormat dan langsung melontarkan sambutan pendek yang telah lama ia latih: “Selamat sore, Sir. Saya James Murray dari London Philological Society, dan editor Oxford English Dictionary. Saya sangat terhormat dan gembira karena akhirnya dapat berkenalan dengan Anda – sebab Anda pasti orang yang telah begitu rajin membantu saya, Dr. W.C. Minor?”

Ada jeda sesaat, hening sejenak ketika keduanya merasa risih. Sebuah jam berdetak keras. Suara langkah kaki teredam dari arah lorong. terdengar gemerincing kunci di kejauhan. Kemudian pria di belakang meja itu berdehem, lalu bicara: “Sayang sekali, Sir, saya bukan dr. Minor. Ini sama sekali tidak seperti yang Anda harapkan. Sebenarnya saya kepala Broadmoor Criminal Lunatic Asylum (Rumah Sakit Jiwa Kriminal Broadmoor). Dr Minor memang berada di sini. tapi dia seorang narapidana. Sudah lebih dari dua puluh tahun ia menjadi pasien di sini. ia penghuni kami yang tinggal paling lama.”

Demikianlah pembuka dari buku sejarah ini; buku yang sangat langka, karena isinya tidak hanya melukiskan bagaimana sejarah monumental dunia perkamusan Inggris, tapi juga menceritakan tentang William Chester Minor, sang kontributor utama yang menderita skizofrenia, dan James Murray, seorang editor handal bagi kamus besar itu, yang juga adalah seorang doktor bahasa yang miskin.

Simon Winchester menulis buku ini dengan sangat apik, dengan ungkapan-ungkapan yang lugas dan bergaya. Amatlah tepat jika mengatakan buku ini adalah buku sejarah semi-sastrawi. Banyak sekali yang menyangka bahwa buku ini adalah novel, karena di sampul depan dicantumkan sub-judul ‘Sebuah dongeng tentang pembunuhan, kegilaan, dan pembuatan Oxford English Dictionary’. Kata dongeng membuat beberapa toko buku mengiranya sebagai novel, dan karena itu mereka menempatkannya dalam rak novel dan cerpen.

Oxford English Dictionary (OED) terbit pertama kali antara tahun 1884-1928, terdiri atas 12 jilid, yang di waktu kemudian ditambahi dengan 5 suplemen (edisi kedua, 1989, terbit dengan 20 jilid). Walaupun harganya luar biasa aduhai akan tetapi ia tetap dibeli oleh kaum berpendidikan dan menjadi penghuni utama bagi semua perpustakaan di dunia yang “berkelas”.

Edisi pertama kamus ini mendefinisikan 414.825 kata dan mencantumkan 1.827.306 kutipan. Definisinya jauh lebih memuaskan daripada kamus Bahasa Inggris pertama karya Robert Cawdrey A Table Alphabeticall (1604), dan rajanya semua kamus di negeri Inggris sebelum kelahiran OED, A Dictionary of English Language (1755) karya Samuel Johnson.

Lagipula, para kontributor OED mempersembahkan hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu penelusuran sejarah kata dan perbandingan bentuk kata dalam Bahasa Inggris dengan semua Bahasa Indo-Eropa (keluarga bahasa yang mencakup bahasa-bahasa ras Arya di India, Iran, dan Eropa) yang tidak pernah dilakukan baik oleh Cawdrey maupun Johnson. Juga, OED menampilkan perkembangan sejarah kata itu dalam bentuk contoh-contoh kalimat yang diambil dari banyak buku, koran, majalah, dan berbagai materi tercetak lainnya. Sehingga jika Anda membaca OED Anda tidak hanya mendapati definisi dan etimologi, seperti pada kebanyakan kamus-kamus Bahasa Inggris sekarang, tapi juga tercantum informasi perkembangan penggunaan kata-kata tersebut dari masa ke masa yang dimaktubkan dalam contoh kalimat yang berangka tahun.

Contoh-contoh perkembangan penggunaan kata dari masa ke masa yang didefinisikan tersebut adalah keahlian Minor yang layak dipuji. Karena orang lain yang melakukannya tidak sebaik dan seteliti Minor. Bayangkan, bagaimana kita akan mengutip ratusan buku-buku tua hingga modern, mulai dari zaman Geoffrey Chaucer hingga era Victoria dengan hanya menggunakan kertas dan pena? Hal semacam itu di era komputer sekarang mungkin tidak aneh lagi, karena kita dapat membuat indeks dengan mudah. Apalagi search engine di Internet saat ini amatlah canggih, sehingga kita dapat mencari penggunaan suatu kata hanya dengan mengetikkan kata kunci di Google, Yahoo, Bing, dan banyak lagi situs pengindeks lainnya.

Lalu siapakah sebenarnya William Chester Minor? William Chester Minor adalah seorang dokter militer yang berpangkat kapten di masa Perang Saudara di Amerika Serikat. Ia menyaksikan banyak kekejaman perang, sewaktu banyak serdadu sudah muak pada perang dan lebih memilih untuk melarikan diri (desertir) dari militer daripada memenangkan pertarungan.

Namun nasib Minor teramat naas, ia adalah seorang dokter yang diperintahkan untuk menjalankan tugas yang tidak berperikemanusiaan. Ia harus menghukum para serdadu Irlandia yang desertir dengan cap besi panas di pipinya. Ia tak kuasa namun ia tetap melakukannya. Ia mendengar para serdadu yang dihukum itu mengucapkan ancaman karena dendam. Yang membuat Minor dihantui oleh perasaan takut yang kian hari kian parah.

Minor mulai dihinggapi rasa curiga terhadap kawan-kawan sesama prajurit. Ia menuduh mereka berbisik-bisik membicarakan dirinya, melirik-lirik ke arahnya sepanjang waktu. Seorang perwira khususnya mengusik Minor. Ia mulai menggoda Minor, mengolok-olok, memperlakukannya dengan cara-cara yang tidak pernah mau dibahas Minor. Minor menantang orang itu berduel dan mendapat teguran dari komandan benteng. Perwira itu adalah seorang sahabat karib Minor.

Baik komandan maupun sang teman nyaris tak percaya hubungan mereka bisa pecah berantakan tanpa alasan yang jelas. Tak seorang pun menjelaskan bahwa sahabatnya tidak sedang menyusun rencana jahat terhadapnya, tidak berkongkalikong, tidak punya niat menyakitinya. tak ada yang dapat meyakinkan Minor. semua hal itu membingungkan, dan teman-teman serta keluarga sangat prihatin.

Klimaksnya terjadi pada musim panas 1868. setelah dilaporkan terlalu lama berjemur di bawah matahari Florida, kapten itu mulai mengeluh didera pusing-pusing hebat dan vertigo yang dahsyat. dikawal juru rawat, ia dikirim ke New York, untuk melapor pada unit dan dokter lamanya. Ia diwawancarai, diperiksa, diteliti, dan dicermati. Pada bulan September, jelaslah bahwa dia sakit parah.

Untuk pertama kalinya kecurigaan menjadi kepastian, dengan indikasi formal bahwa pikirannya mulai kacau (halaman 109). April berikutnya, para komandan sampai pada kesimpulan yang tidak optimis. Mereka bilang, kemungkinan besar Minor takkan bisa disembuhkan, dan harus secara formal ditempatkan dalam Daftar Pensiunan Tentara. Sidang yang diikuti oleh satu brigadir jenderal, dua kolonel, satu mayor, dan seorang kapten dokter itu berlangsung lama.

Mereka mendengarkan sambil berdiam diri, pemaparan dokter demi dokter mengenai kemerosotan anak muda yang dulunya begitu menjanjikan. Mungkin kondisi mental yang dideritanya disebabkan oleh terik matahari Florida, usul seorang dokter; mungkin kondisinya diperburuk oleh matahari itu, usul dokter lain. Barangkali semua itu akibat keterlibatannya dalam perang, salah satu konsekuensi dari hal-hal mengerikan yang telah disaksikannya. Terlepas bagaimana persisnya gangguan jiwanya timbul, akhirnya dewan sampai pada satu-satunya kesimpulan yang pas untuk menanggapinya, secara administratif. Menurut pendapat resmi Angkatan Darat, William Chester Minor telah sepenuhnya “dibuat cacat oleh hal-hal yang dialaminya selama tugasnya”—dan pernyataan pentingnya — “serta harus segera dipensiunkan” (halaman 113).

Minor dirawat di Government Hospital for The Insane di Washington, DC selama beberapa lama. Namun ia kemudian dibebaskan dan diperbolehkan pulang ke rumah. Saat ia di rumah, ia berpikir untuk berlibur dan beristirahat di Eropa. Maka Ia pun pergi ke Eropa dengan kapal laut pada suatu pagi di bulan November. Namun nyatanya di sana penyakitnya semakin parah. Ia sering berteriak-teriak karena orang-orang Irlandia mendobrak kamarnya dan menyiksa dirinya. Peristiwa yang terjadi hampir tiap malam, dan itu pasti cukup membuatnya untuk senantiasa tidur dengan menyiapkan revolver di balik bantal.

Pada suatu malam yang sunyi seorang Irlandia mendobrak kamarnya lagi. Orang Irlandia itu bermaksud menyiksanya lagi tapi kemudian kabur keluar kamar saat ia mengarahkan revolvernya. Orang itu berlari tergopoh-gopoh di jalan yang lengang. Minor menembak hingga empat kali. Ia menembak sekali lagi, dan akhirnya orang itu rebah bersimbah darah. Minor ditangkap dan diadili. Pemeriksaan-pemeriksaan menunjukkan bahwa ia memang membunuh karena menderita gangguan jiwa.

Orang yang dibunuhnya, George Merret, hanyalah seorang juru api di pabrik bir. Ketika peristiwa itu terjadi Merret sedang berangkat menuju tempat kerjanya dan tak pernah mendobrak paksa kamar Minor. Minor kemudian dimasukkan ke Broadmoor Criminal Lunatic Asylum, Inggris. Ia ditempatkan dalam sel yang sama dengan seorang pembunuh lain yang diklasifikasikan sebagai “Terlalu Sakit Jiwa untuk Diadili”.

Minor pada April 1879 membaca selebaran pengumuman James Murray, sang editor OED itu, pada selembar kertas bungkus dari barang-barang yang dikirimkan kepadanya. Pengumuman itu mengharapkan ada orang yang bersedia membantu penyusunan kamus besar yang pada waktu itu masih dinamai A New English Dictionary on Historical Principle. Pengumuman itu meminta agar kontributor membaca buku-buku yang mereka kirimkan dan membuat kutipan-kutipan berharga yang diminta. Minor tertarik dan menyurati Murray, dan itulah awal keterlibatannya dalam OED.

Minor mengirimkan kutipannya tiap minggu. Kutipan-kutipan yang membuat para kontributor lain ternganga-nganga. Minor dapat memberikan contoh-contoh kalimat dari kata-kata dalam semua derivasinya yang sedang digarap oleh staf OED dengan hasil yang sesuai harapan mereka; yang oleh sebagian orang waktu itu dianggap teramat sukar dan membutuhkan kerja ekstra keras; karena sejak awal ia berniat bergabung dalam proyek OED ia membuat indeks dari semua buku-buku tua miliknya, yang dibelinya dengan uang pensiun dinas militernya, yang besarnya 1200 dollar per tahun.

Semula kontribusinya terkalahkan oleh Fitzedward Hall, seorang professor Bahasa Sansekerta yang penyendiri, sulit bergaul, dan sensitif. Namun kemudian Minor dapat melampauinya sehingga dalam OED edisi perdana, kutipan-kutipan selama empat abad terakhir sebagian besar berasal dari Minor. Kurang lebih ia menyumbang untuk 10.000 entri.

Minor telah membentuk karakter OED yang tidak ditemui pada kamus-kamus lain, yaitu menjelaskan perkembangan bahasa dengan kutipan-kutipannya yang berangka tahun. Hal yang tetap dipertahankan oleh OED hingga saat ini, dan hal itu membuat editor OED, James Murray, meraih penghargaan di dalam dan luar negeri sebagai penyusun kamus yang memerikan dengan jelas perkembangan sejarah kata-kata.

Tangan takdir yang pengasih turut campur. pada tahun 1910, setelah 38 tahun mendekam dalam sel, perdana menteri waktu itu, Winston Churchill, menandatangani Surat Pembebasan dengan syarat Minor “pada waktu pelepasannya akan meninggalkan Inggris dan tidak pernah akan kembali”. Minor pun pulang ke Amerika dengan dijemput oleh adiknya.

Namun sistem kesehatan jiwa waktu itu sangat jauh dari ramah, di Amerika ia kembali dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa, kembali di Government Hospital for The Insane di Washington, DC. Setelah melanglang buana ke benua lain, ia akhirnya dimasukkan lagi ke rumah sakit jiwa yang sama.

Tahun 1919, keponakannya, Edward Minor mengajukan permohonan kepada Angkatan Darat untuk mengeluarkannya dari RSJ itu ke rumah sakit jiwa khusus manula di Hartford, Connecticut, yang dikenal sebagai The Retreat. Mereka setuju.

Minor tidak pernah pulang ke rumahnya. Ia harus menanggung akibat dari gangguan jiwa yang dideritanya di sepanjang hayatnya. Total jenderal, ia dikungkung di dalam rumah sakit jiwa selama 47 tahun. Sebuah kekangan yang mengikis habis kewarasan yang tersisa. Riwayatnya tak dimuat di koran, yang ada hanya berita kematian pendek sepanjang dua baris dalam kolom Deaths dalam New Haven Register.

Ia wafat pada usia delapan puluh lima tahun sembilan bulan. Jasadnya dibawa ke kota kelahirannya dan dikebumikan di Evergreen Cemetry, di petak makam keluarga yang dibangun oleh ayahnya, Eastman Strong Minor.

Nisannya kecil dan sederhana, batu pasir kemerahan, dan hanya terukir dengan nama William Chester Minor. Pada alas patung di sebelah berdiri malaikat yang menerawangi langit, dengan sebuah gravir,  My Faiths Looks Up to Thee (Imanku Merujuk Kepada-Mu).

Sebuah pagar tinggi mengitari Evergreen Cemetery, memisahkan makam itu dari salah satu kawasan angker New Haven, jauh dari keanggunan kaum terpelajar. Pagar tersebut menegaskan realita yang ironis dan menyedihkan: dr. William Minor, salah seorang kontributor terbesar kamus Bahasa Inggris paling hebat di dunia, wafat tanpa dikenal, terlupakan, dan dikubur bersebelahan dengan sebuah daerah kumuh.

Minor, adalah orang yang ikut menyumbang pada peradaban. Namun peradaban, tanpa kenal welas asih, telah membalas jasanya dengan mengisolasinya selama hampir 5 dasawarsa di tempat yang seperti penjara. Hanya karena menderita gangguan jiwa, seorang terpelajar harus menderita di sepanjang hidupnya.

SERIAL “HOMELAND”: PSIKOSIS, TRAUMA, DAN AMERIKA YANG (SEMAKIN) PARANOID

homeland“Homeland” adalah serial yang mengisahkan Amerika yang berada dalam ketakutan: ngeri akan terulangnya peristiwa 11 September, terlepas dari benar atau tidaknya adanya analisa yang mengatakan bahwa peristiwa munculnya sang “raja teror” itu didalangi oleh Amerika sendiri.

Sersan Nicholas Brody yang menghilang selama 8 tahun di Irak ditemukan oleh Delta Force setelah menyerang markas yang diduga didiami oleh salah seorang pemimpin penting teroris yang bernama Abu Nazir dan Zayadi. Ia pun pulang ke Amerika, dengan sambutan yang luar biasa sebagai “pahlawan Amerika.” Tapi mengapa pihak teroris menahannya dengan begitu lama, sementara mitra kerjanya dalam melakukan tugasnya sebagai penembak jitu justru dibunuh tidak berapa lama setelah ia tertangkap? Apakah ia dicuci otaknya agar kemudian ikut melancarkan serangan teror berikutnya terhadap Amerika?

Agen CIA, Carrie Mathison, yang pernah dapat info dari seorang tahanan militer Irak yang akan dihukum mati, curiga terhadap Brody dan berusaha mendapatkan bukti untuk mengetahui apa sebenarnya yang tengah direncanakan oleh para teroris. Apakah Carrie hanya berwaham? Atau memang dugaannya itu rasional dan memang ada “rencana” untuk teror berikutnya di tanah Amerika?

Sementara itu Brody dari hari ke hari mengalami trauma yang tidak mudah untuk pulih, ia digambarkan terguncang dan kehilangan kepercayaan terhadap Amerika, bahkan dalam beberapa adegan digambarkan bahwa ia salat dan, ketika melihat air yang mengalir, punya hasrat untuk berwudu. Apakah benar bahwa Brody tidak lagi percaya pada Amerika dan beralih kepercayaan kepada orang yang menawannya selama bertahun-tahun?

Agen Carrie Mathison adalah seorang psikotik karena ia minum Clozapine. Dan Sersan Brody adalah orang yang bergumul tiap hari dengan trauma yang tak pernah lepas dari jiwanya. Maka serial “Homeland” ini jadinya bukanlah bercerita tentang Amerika yang merupakan negara adikuasa, tapi bercerita soal manusia Amerika yang selalu mencari dan tak pernah diam, pada pihak yang berlawanan dan kadang-kadang merasa empati terhadap orang yang dicurigainya.

Ini adalah karya sinema di mana jiwa yang rapuh berupaya untuk tetap berjalan dan hidup dengan tegak, walaupun sukar; dan kadang pertanyaan seputar apa yang kita alami malah menambah derita.

Silakan tonton serial ini di program online yang Anda punya.

Kamis, 11 Agustus 2016

SCHIZOHACKING: SEKILAS TINJAUAN TENTANG SKIZOFRENIA DAN SERIAL "MR. ROBOT"

Bayangkan jika Anda tiba-tiba menyadari bahwa orang-orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa yang paling penting bagi Anda, bukan pergi, bukan mati, akan tetapi lebih buruk dari itu semua, tak pernah ada. Apalagi yang lebih menyiksa dari hal itu?  (Tokoh dr. Rosen dalam film “A Beautiful Mind”).

presto-mr-robot-s2-cast

Mr. Robot adalah sebuah serial tentang seorang dengan skizofrenia yang bekerja di sebuah perusahaan keamanan komputasi. Namun kemudian ia bertemu dengan seorang pemimpin kelompok peretas yang mengajaknya untuk meruntuhkan sebuah perusahaan raksasa yang berkuasa atas hidup banyak orang.

Elliot, demikian tokoh utama film ini bernama, terhasut oleh wicara sang pemimpin peretas, dan kemudian ia turut bergabung, dan usaha mereka ternyata berhasil! Seketika banyak orang kemudian terbebas dari cicilan hutang mereka terhadap perusahaan raksasa “Evil Corp” tersebut. Tapi benarkah kelompok peretas itu ada? Siapakah sang pemimpin peretas ini sebenarnya? Dirinya sendiri atau ayahnya, sang penghasut, yang notabene telah meninggal?

Mr. Robot bukanlah thriller biasa, ia adalah sebuah film menegangkan yang melintas-batas antara “dusta” dan “kejujuran,” “kemampuan” dan “keterbatasan” manusia dan mesin buatan manusia itu sendiri, bahkan “kenyataan” dan “halusinasi.” Elliot, sang tokoh utama terus-menerus terombang-ambing dipermainkan pemikirannya sendiri. Sebagai seorang yang punya gangguan skizofrenia, ia banyak menyendiri, dan secara rutin harus berkonseling dengan seorang psikolog. Terkadang ia ingin menyenangkan orang lain dan berniat menolong, tapi kemudian ia justru malah terpojok, bahkan dipukuli, karena orang lain ternyata hanya mau memanfaatkan dia. 

Ia seringkali berkonflik dengan halusinasinya, yang hanya hilang ketika ia minum Thorazine banyak-banyak. Pada suatu ketika ia menantang habis-habisan halusinasinya, halusinasinya membalasnya dengan menembak kepala Elliot. Elliot pun mati, walaupun ia kemudian bangkit hidup lagi, karena itu cuma halusinasi.

Di beberapa bagian film ini, jargon teknologi informasi seringkali dengan lesat bertebaran bagai peluru yang ditembakkan, salah satu hal yang sukar dipahami bagi penonton yang kurang akrab dengan dunia IT. Namun harus diakui, film ini bukan hanya unggul karena ketepatan penggambaran bagaimana teknologi informasi digunakan oleh berbagai pihak, untuk tujuan yang berbeda-beda dan seringkali saling bertabrakan dalam serial ini; tapi juga dalam hal karakterisasi tokoh-tokohnya, kepribadian tokoh-tokohnya terasa wajar. Ada yang obsesional dan suka menerabas, rajin tapi submisif, pemberontak tapi memendam sesuatu dalam diam, dsb. Sang penulis skenario dan sutradara dari serial ini, Sam Esmail, pastilah telah melakukan riset yang tidak mudah untuk dapat menciptakan serial ini.

Mr. Robot adalah sebuah potret dari realitas bahwa teknologi kini tidak cuma dimiliki oleh institusi besar seperti negara dan perusahaan raksasa, tapi juga oleh peretas yang hampir tak punya kawan, yang sepi sendiri dan merasa iri; yang kemudian membuatnya melontarkan istilah “keakraban palsu” (fake intimacy) ketika melihat orang saling berinteraksi di Facebook. Sebuah komentar pedas terhadap jejaring sosial yang menautkan antara teknologi tinggi dengan kepribadian masing-masing manusia penggunanya.

Nampaknya kata-kata dari Detroit News dapat menyimpulkan serial ini sebagai “pandangan yang menggigit terhadap gangguan jiwa dan kecerdasan, yang bergolak mengamuk.”

Season 2 dari serial ini lebih menegangkan daripada Season pertama. Bagi Anda yang penasaran dengan film ini dapat menyaksikan serialnya di beberapa aplikasi online, seperti Iflix dan Netflix. Jika Anda tak punya waktu untuk streaming, silakan mengunduhnya di masing-masing aplikasinya, dan tonton di kala Anda sempat.